Langsung ke konten utama

Postingan

BELAJAR DARI ALAM

:: Pohon :: _________________________________________ Seorang ayah memiliki 4 orang anak, ayah tersebut meminta anak-anaknya untuk pergi ke hutan melihat sebuah pohon pear dalam kurun waktu yang berbeda.   Anak ke 1 pada bulan januari,   anak ke 2 pada bulan april,   anak ke 3 pada bulan juli,   Anak ke 4 pada bulan oktober.  Setelah pulang dari hutan, masing-masing anaknya memberi laporan yang berbeda.   Anak pertama, “Pohon pear adalah pohon yang merangas, jelek dan batangnya bengkok.   Anak kedua,“Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan’.   Anak ketiga, “Pohon pear adalah pohon yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang menebarkan bau yang harum”.   Anak keempat “Pohon pear adalah pohon yang penuh dengan buah yang matang dan ranum”.  Di akhir tahun, sang ayah berkata bahwa kepada keempatnya .  "Semuanya benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda”.  Lalu sang ayah berpesan, “Mulai sekara
Postingan terbaru

Kisah pedagang yang mengamalkan istighfar

Kisah Tentang Keajaiban Istighfar yang Menggetarkan setiapcara.blogspot.com    Lafadz Istighfar merupakan salah satu dzikir untuk memohon ampun kepada Allah. Biasanya setelah sholat, umat muslim tidak akan melewatkan untuk mengucapkan kalimat Astagfirullah Hal Adzim tersebut. Harapannya, Istighfar mampu menghapuskan dosa-dosa yang diperbuat. Ternyata, tidak hanya untuk memohon ampunan, kalimat dzikir yang sering diucapkan Nabi Muhammad ini juga memiliki banyak keutamaan lain jika diamalkan. Kisah-kisah berikut menceritakan bagaimana ajaibnya amalan Istighfar dalam kehidupan. Mulai dari kisah pedagang roti yang ingin bertemu dengan Imam Ahmad, Bagaimana lengkapnya? Berikut ulasannya. Kisah Ajaib Pedagang Roti Imam Ahmad rahimahullah merupakan salah satu ulama madzhab 4 yang namanya mahsyur hingga saat ini. Pada zamannya, Ia begitu dielu-elukan oleh banyak orang. Dalam sebuah kisah yang ditulis Imam al Jauzi rahimahullah dalam buku tentang " Imam Ahmad Bin Ha

wasiat ayah kepada anaknya

 Nasehat ayah dan kaus kaki yang robek        Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya. Beliau berwasiat: elnimhabibi.blogspot.com Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian: "Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan ayah walaupun kaos kaki itu sudah robek, ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti." Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ayahnya. Akan tetapi pak modin menolaknya: "Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat." Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yang juga ustad yang melarang

Takaran masalah sesuai dengan wadahnya

KAKEK BIJAK DENGAN PEMUDA GALAU   Pada suatu hari, hiduplah seorang pemuda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dengan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.  Kemudian, pergilah pemuda itu ke rumah seorang kakek tua yang terkenal bijaksana. Sesampainya di rumah kakek tua itu, seolah tak mau membuang waktu, pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Dan Kakek Tua yang bijak itu hanya mendengarkannya dengan seksama.  Setelah pemuda itu selesai menceritakan segala masalahnya, Sang kakek kemudian mengambil segenggam garam dan meminta pemuda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan-lahan.  “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Kakek itu. “Pahit. Pahit sekali”, jawab pemuda itu sambil meludah kesamping. Kakek yang bijak itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tingg

kakek yang bijak

PESAN KAKEK DAN PENCURI PEPAYA        Saya ingin mengawali renungan kita kali ini dengan mengingatkan pada salah satu kisah kehidupan yang mungkin banyak tercecer di depan mata kita. Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang. Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri. “bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang kakek, “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..” “dari itu Bun” lanjut sang kakek,

kumpulan kata motivasi

MOTIVASI DIRI MELAWAN DIRI SENDIRI Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start. Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda. Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri. Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain cur

NASEHAT EMAK(IBU)

  PESAN IBU Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, “Om, beli kue Om, masih hang at dan enak rasanya!” “Tidak Dik, saya mau makan nasi saja,” kata si pemuda menolak. Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran. Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Tidak Dik, saya sudah kenyang.” Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om.” Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. “Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya.” Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan m